BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan karir
di SLTP merupakan proses bantuan yang diberikan oleh
konselor sekolah kepada siswa dalam rangka pemberian informasi karir dan
pekerjaan sehingga muncul kesadaran pada diri siswa untuk memilih pekerjaan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki.
Karakteristik siswa di SLTP, adalah :
1. Siswa berusia
antara 12/13 - 15/16 tahun.
2. Tugas-tugas
pokok perkembangan yang harus dicapai anak , yaitu:
a.
Mengenal
kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir.
b.
Mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan untuk pendidikan lanjutan.
c.
Mengenal
gambaran dan mengembangkan sikap pribadi yang mandiri.
d.
Mengarahkan diri
pada peranan sosial sebagai pria atau sebagai wanita.
3. Perkembangan
kemampuan berpikir anak sudah pada tahap operasional formal, dimana anak sudah
mulai berpikir secara abstrak, namun masih perlu bantuan dengan contoh-contoh
konkrit dalam kehidupan sehari-hari.
4. Konsep belajar
sudah mulai berkembang pada tahap pemahaman, dimana setiap informasi/konsep
atau peristiwa belajar dapat dicerna oleh aspek kognitifnya sehingga mereka
memperoleh pemahaman diri yang lebih baik.
5. Berada pada
tahap perkembangan remaja, sedang mengalami masa pubertas dan mencari identitas
diri.
Tujuan umum
bimbingan karir di SMP/SLTP adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk
melibatkan diri secara aktif dalam suatu proses yang dapat mengungkapkan
berbagai macam karir. Melalui proses tersebut diharapkan siswa menyadari
dirinya, kemampuannya, dan hubungan antara keduanya dengan berbagai karir dalam
masyarakat. Tujuan khusus bimbingan karir di SMP adalah :
1. Memahami lebih
tepat tentang keadaan dan kemampuan diri para siswa.
2. Membina
kesadaran terhadap nilai-nilai yang ada pada diri pribadi siswa.
3. Mengenal
berbagai jenis sekolah lanjutan tingkat menegah atas (SMA/MA).
4. Mengenal
berbagai jenis pekerjaan.
5. Memberi
penghargaan yang obyektif dan sehat terhadap dunia kerja.
Bimbingan
karir di SMP merupakan kelanjutan dari bimbingan karir di SD, melalui guru
pembimbing siswa mendapatkan berbagai informasi tentang karir sehingga dapat
membina sikap dan apresiasinya terhadap jenis pendidikan, jenis pekerjaan, dan
menelusuri hubungan antara kerja dan waktu luang, memperluas minat kerja, serta
memberikan berbagai informasi tentang pekerjaan sehingga memunculkan kesadaran
siswa untuk menentukan pilihan pekerjaannya dimasa datang sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Menjelaskan
kepada peserta didik tentang layanan bimbingan karir bagi siswa SMP
2.
Menjelaskan
kepada peserta didik salah satu layanan bimbingan karir terkait dengan masa
perkembangannya
C.
Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui apa itu layanan bimbingan karir
bagi SMP
2.
Untuk
mengetahui salah satu layanan bimbingan karir terkait dengan masa perkembanganna
BAB II
PEMBAHASAN
“Pengenalan Konsep Diri”
A.
Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran
yang kompleks dari perasaan, sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar.
Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita
terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Kita mulai membentuk
konsep diri saat usia muda. Masa remaja adalah waktu yang kritis ketika banyak
hal secara kontinu mempengaruhi konsep diri. Jika seseorang mempunyai masa
kanak-kanak yang aman dan stabil, maka konsep diri masa remaja anak tersebut
secara mengejutkan akan sangat stabil. Ketidaksesuaian antara aspek tertentu
dari kepribadian dan konsep diri dapat menjadi sumber stres atau konflik.
Konsep diri dan persepsi tentang kesehatan sangat berkaitan
erat satu sama lain. Klien yang mempunyai keyakinan tentang kesehatan yang baik
akan dapat meningkatkan konsep diri. Termasuk persepsi indvidu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Lebih
menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara
utuh : fisikal, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
Konsep diri belum ada saat dilahirkan, tetapi dipelajari
dari pengalaman unik melalui eksplorasi diri sendiri hubungan dengan orang
dekat dan berarti bagi dirinya. Dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman
berhubungan dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi
oleh bagaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.
Konsep diri berkembang dengan baik apabila : budaya dan pengalaman di keluarga
dapat memberikan perasaan positif, memperoleh kemampuan yang berarti bagi
individu / lingkungan dan dapat beraktualissasi, sehingga individu menyadari
potensi dirinya. Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi
sepanjang rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladaptive.
B.
Renatang Respon Konsep Diri
- Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
- Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal –hal positif maupun yang
negative dari dirinya
- Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain
- Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek
identitas masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
- Depersonalisasi: perasaan
yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain.
C.
Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan konsep diri, antara lain:
a. Usia
Konsep diri terbentuk seiring dengan
bertambahnya usia, dimana perbedaan ini lebih banyak berhubungan dengan
tugas-tugas perkembangan. Pada masa kanak-kanak, konsep diri seseorang
menyangkut hal-hal disekitar diri dan keluarganya. Pada masa remaja, konsep
diri sangat dipengaruhi oleh teman sebaya dan orang yang dipujanya. Sedangkan
remaja yang kematangannya terlambat, yang diperlakukan seperti anak-anak,
merasa tidak dipahami sehingga cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan
diri. Sedangkan masa dewasa konsep dirinya sangat dipengaruhi oleh status
sosial dan pekerjaan, dan pada usia tua konsep dirinya lebih banyak dipengaruhi
oleh keadaan fisik, perubahan mental maupun sosial (Syaiful, 2008).
b. Inteligensi
Inteligensi mempengaruhi penyesuaian
diri seseorang terhadap lingkungannya, orang lain dan dirinya sendiri. Semakin
tinggi taraf intreligensinya semakain baik penyesuaian dirinya dan lebih mampu
bereaksi terhadap rangsangan lingkungan atau orang lain dengan cara yang dapat
diterima. Hal ini jelas akan meningkatkan konsep dirinya, demikian pula
sebaliknya (Syaiful, 2008).
c. Pendidikan
Seseorang yang mempunyai tingkat
pendidikan yang tinggi akan meningkatkan prestisenya. Jika prestisenya
meningkat maka konsep dirinya akan berubah (Syaiful, 2008)
d. Status Sosial Ekonomi
Status sosial seseorang mempengaruhi
bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Penerimaan lingkungan dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang. Penerimaan lingkungan terhadap seseorang
cenderung didasarkan pada status sosial ekonominya. Maka dapat dikatakan
individu yang status sosialnya tinggi akan mempunyai konsep diri yang lebih
positif dibandingkan individu yang status sosialnya rendah.
Hal ini didukung oleh penelitian
Rosenberg terhadap anak-anak dari ekonomi sosial tinggi menunjukkan bahwa
mereka memiliki konsep diri yang tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang
berasal dari status ekonomi rendah. Hasilnya adalah 51 % anak dari ekonomi
tinggi mempunyai konsep diri yang tinggi. Dan hanya 38 % anak dari tingkat
ekonomi rendah memiliki tingkat konsep diri yang tinggi (dalam Skripsi
Darmayekti, 2006:21).
e. Hubungan Keluarga
Seseorang yang mempunyai hubungan
yang erat dengan seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan
orang lain dan ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini
sesama jenis, maka akan tergolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak
untuk jenis seksnya.
f. Orang Lain
Kita mengenal diri kita dengan
mengenal orang lain terlebih dahulu. Bagaimana anda mengenal diri saya, akan
membentuk konsep diri saya. Sullivan (dalam Rakhmat, 2005:101) menjelaskan
bahwa individu diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan
dirinya, individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya.
Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan dirinya, menyalahkan dan menolaknya,
ia akan cenderung tidak akan menyenangi dirinya. Miyamoto dan Dornbusch (dalam
Rakhmat, 2005:101) mencoba mengkorelasikan penilaian orang lain terhadap
dirinya sendiri dengan skala lima angka dari yang palin jelek sampai yang
paling baik. Yang dinilai adalah kecerdasan, kepercayaan diri, daya tarik
fisik, dan kesukaan orang lain terhadap dirinya. Dengan skala yang sama mereka
juga menilai orang lain. Ternyata, orang-orang yang dinilai baik oleh orang
lain, cenderung memberikan skor yang tinggi juga dalam menilai dirinya.
Artinya, harga diri sesuai dengan penilaian orang lain terhadap dirinya.
g. Kelompok Rujukan (Reference Group)
Yaitu kelompok yang secara emosional
mengikat individu, dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep dirinya.
Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2005:105), ciri orang yang memiliki
konsep diri negatif ialah peka terhadap kritik, responsif sekali terhadap
pujian, mempunyai sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak disenagi orang
lain, merasa tidak diperhatikan, dan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
Sebaliknya, orang yang memilikii
konsep diri positif ditandai dengan lima hal:
1. Kemampuan mengatasi masalah.
2. Merasa setara dengan orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu.
4. Menyadari bahwa setiap orang
mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya
disetujui masyarakat.
5. Mampu memperbaiki dirinya karena ia
sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan
berusaha mengubahnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konsep
diri adalah citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari
perasaan, sikap & persefsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan
kita kerangka acuan yang mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan
hubungan kita dengan orang lain.
Faktor
pembentuk konsep diri yaitu : Usia,
Intelegensi, Pendidikan, Status Sosial
Ekonomi, Hubungan Keluarga, Orang Lain dan Kelompok Rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar