BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Berfantasi atau berkhayal merupakan salah satu gejala
pengenalan (kognisi), yaitu gejala-gejala yang terdapat dalam kejiwaan kita,
sebagai hasil dari pengenalan. Berfantasi dapat menimbulkan daya imajinasi kita
dalam menciptakan sesuatu yang belum ada, yakni sesuatu yang baru.Setiap orang
mempunyai dan mengalami fantasi yang berbeda-beda. Bahkan pada satu objek yang
sama, tiap individu akan memiliki fantasi yang berbeda-beda. Misalnya
sekelompok anak dihadapkan pada bola. Si A akan
membayangkan bola itu sebagai dunia, sedangkan anak yang lain akan
memfantasikan sebagai makanan. Fantasi juga menolong orang untuk memikirkan cara atau strategi menghadapi sesuatu hal yang akan datang.
Misalnya, seorang siswa diminta membayangkan apa yang akan terjadi jika ia lulus
atau tidak.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah
fantasi itu ?
2. Apa saja macam-macam fantasi itu
?
3. Apa faktor yang mempengaruhi fantasi
?
4. Apa kegunaan dan sisi negatif dari fantasi?
C. TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian fantasi
2. Untuk
mengetahui macam-macam dari fantasi
3. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi fantasi
4. Untuk
mengetahui kegunaan dan sisi negatif dari fantasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fantasi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia online fantasi
adalah yang berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak
benar-benar ada dan hanya ada dalam benak
atau
pikiran saja. Kata lain untuk fantasi adalah
imajinasi.
Fantasi
bisa juga merupakan sebuah genre yang menggunakan bentuk sihir dan supranatural sebagai salah satu
elemen plot, tema dan seting dalam sebuah film. Genre fantasi secara umum dibedakan dengan genre sains fiksi yang lebih
bertemakan ilmiah dan horor tentang
hal yang mengerikan.
Fantasi menurut Yanto Subiyanto (1980, hal.18) adalah
kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru.
Hal senada juga dijelaskan oleh Bimo Walgito (1983, hal 99). Dengan fantasi
manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau ke
depan, ke keadaan yang akan mendatang. Sedangkan menurut Julianto Simanjuntak
(2007, hal. 108), fantasi (imajinasi) adalah kemampuan jiwa yang dapat
membentuk satu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.
Fantasi dapat terjadi secara sadar ataupun tidak sadar.
Fantasi secara sadar misalnya pada seorang pemahat arca
yang membentuk arca berdasarkan fantasinya. Sedang fantasi tidak sadar biasanya
dilakukan oleh anak kecil yang bercerita tidak sesuai dengan kenyataan, walau
tanpa ada maksud untuk berbohong (Walgito, 1983, hal. 99).
Abu ahmadi mendefinisikan, Fantasi (Khayalan,
Angan-angan, Imagination) adalah kekuatan jiwa untuk menciptakan tanggapan baru
dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah dimiliki.
Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang
dihadapinya dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.
B. Macam-macam
Fantasi
·
Berdasarkan cara
berfantasi :
1. Fantasi
yang mengabstraksi. Cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa
bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misal ada anak yang belum
pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan digunakan lapangan.
2. Fantasi
yang mendeterminasi, yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih
dahulu. Misalnya seorang anak belum pernah melihat harimau, kemudian dikenalkan
bahwa harimau adalah kucing yang besar. Maka dalam fantasinya akan muncul
gambaran kucing besar sebagai harimau.
3. Fantasi
yang mengkombinasi Yaitu cara orang berfantasi di mana orang mengkombinasikan
pengertianpengertian atau bayangan-bayang yang ada pada individu yang
bersangkutan. Misal fantasi tentang ikan duyung, yaitu makhluk yang memiliki
kepala wanita dan berbadan ikan (Walgito, 1983, hal. 100). Contoh lainnya
adalah ingin membangun rumah dengan mengkombinasi model Eropa dengan atap model
rumah Minangkabau.
·
Berdasarkan daya
fantasinya :
1. Fantasi
disadari, yaitu fantasi yang terjadinya disadari oleh individu yang bersangkutan.
Misalnya seseorang sedang berimajinasi tentang suatu kejadian untuk novelnya.
2. Fantasi
yang tidak disadari, yaitu fantasi yang terjadinya tanpa disadari atau
disengaja oleh yang bersangkutan. Fantasi semacam ini terjadi pada anak-anak,
yang kadang-kadang menimbulkan dusta semu pada anak tersebut.
3. Fantasi
aktif, yaitu fantasi yang terjadinya melibatkan secara aktif gejala-gejala jiwa
lainnya seperti pikiran, kemauan, perasaan, dan seterusnya.
4. Fantasi
pasif, yaitu fantasi yang terjadinya tidak melibatkan gejala-gejala jiwa
lainnya secara pasif. Pada fantasi pasif seolah-olah kedasaran dibiarkan untuk
tempat bermainnya daya fantasi.
5. Fantasi
mencipta, yaitu fantasi aktif yang mampu menghasilkan karya kreatif misalnya
lagu, lukisan, cerpen, novel, dan sebagainya.
6. Fantasi
tuntunan, yaitu fantasi aktif yang terjadinya dibawah tuntunan sesuatu misalnya
fantasi yang timbul pada saat membaca novel, melihat film, mendengarkan lagu, dan
seterusnya
·
Berdasarkan Bimo
Walgito :
1. Fantasi yang menciptakan yaitu merupakan bentuk atau
jenis fantasi yang menciptakan sesuatu, misalnya seorang pelukis menciptakan
lukisan berdasarkan atas daya fantasinya.
2. Fantasi yang dipimpin yaitu bentuk atau jenis fantasi
yang dituntun oleh pihak yang lain. Misalnya seseorang yang melihat film, orang
ini dapat mengikuti apa yang dilihatnya dan dapat berfantasi tentang keadaan
atau tempat-tempat yang lain dengan perantaraan film itu, sehingga fantasinya
dituntun berdasarkan film.
C. Nilai-nilai
Fantasi
1. Fantasi
memungkinkan orang menempatkan diri dalam hidup kepribadian orang lain, dengan demikian maka dia dapat memahami
sesama manusia.
2. Fantasi
memungkinkan orang untuk melayani sifat-sifat kemanusian pada umumnya.
3. Fantasi
memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu.
4. Fantasi
memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi,
melupakan kegagalan-kegagalan dimasa lampau.
5. Fantasi
memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik rill secara imajiner.
6. Fantasi
memungkinkan orang untuk menciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk masa depan
yang ideal dan berusaha merelasasikan.
Nilai
praktis fantasi :
1. Fantasi memungkinkan orang menetapkan diri dalam hidup kepribadian orang
lain.
2. Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada
umumnya.
3. Fantasi meyakinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu.
4. Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang
dihadapi.
5. Fantasi memungkinkan orang untukmenciptakan sesuatu yang dikejar, membentuk
masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya.
D. Tes
Fantasi
Ada berbagai
macam test yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan individu dalam
berfantasi. Macam-macam test itu adalah (Walgito, 1983, hal. 101) :
1. Test TAT yaitu test yang berwujud gambar-gambar dan
testee disuruh bercerita tentang gambar itu.
2. Test kemustahilan yaitu test yang berbentuk
gambar-gambar atau cerita-cerita yang mustahil terjadi dan testee disuruh
mencari kemustahilannya itu.
3. Heilbronner Wirsma Test yaitu test yang berwujud suatu
seri gambar yang makin lama makin sempurna.
4. Test Rorschach yaitu test yang berwujud gambar-gambar
dan testee diminta untuk menginterpretasikan gambar tersebut.
E. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Fantasi
1. Kurang adanya penggunaan waktu kosong.
2. Adanya harapan-harapan
atau cita-cita yang tinggi.
3. Adanya kesulitan pemecahan masalah.
4. Adanya kelemahan pribadi.
5. Adanya perasaan pesimis terhadap masa depan.
F. Kegunaan
dan Sisi Negatif Fantasi
Ø Kegunaan
fantasi :
1. Dengan daya fantasinya, manusia mampu membuat karya
kreatif.
2. Dengan daya fantasinya, manusia dpt. masuk kedunia
imajiner, misalnya pada saat membaca novel.
3. Dengan fantasi pasif (melamun), manusia dapat
menghibur dirinya sejenak (asal tak terus menerus).
Ø Sisi
negatif fantasi :
1. Fantasi pasif (melamun) tidak begitu merugikan asal
hal itu dilakukan sebentar saja dan tidak sering terjadi.
2. Jika melamun dijadikan kebiasaan, orang ybs.akan
mengalami kesulitan jika menghadapi masalah di dunia nyata, bukan dunia
imajiner.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fantasi adalah yang
berhubungan dengan khayalan atau dengan sesuatu yang tidak benar-benar ada dan
hanya ada dalam benak atau
pikiran saja (imajinasi).
Macam-macam fantasi yaitu fantasi disadari, fantasi
tidak disadari, fantasi aktif, fantasi pasif, fantasi mencipta dan tuntunan.
Sedangkan fantasi menurut caranya orang berfantasi terbagi atas tiga yaitu
fantasi yang mengabstraksi, mendeterminasi dan mengkombinasi.
Fantasi dapat membuat orang kreatif dengan
imajinasinya dan dapat menghibur namun jika terlalu lama berfantasi dapat
berdampak buruk seperti mengalami kesulitan dalam menghadapi hal di dunia
nyata.
B.
Saran
Fantasi adalah daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan
tanggapan-tanggapan yang ada, dan tanggapan baru itu tidak harus benda-benda
yang ada, berpikir atau berfantasi yang positif akan
menberikan dampak atau efek yang positif pula pada tingkah laku kita, sedangkan
apabila kita berfantasi negatif dapat memberi sugesti yang negatif pula
terhadap pola pemikiran kita.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,
Abu. 1982. Psikologi Umum. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Walgito, Bimo. (1983). Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Subiyanto, Yanto dan Dedi Suryadi.
(1980). Tanya Jawab Pengantar Psikologi. Bandung: Armico
Simanjuntak, Julianto. (2007).
Perlengkapan Seorang Konselor : Catatan Kuliah dan Refleksi Pembelajar
Konseling. Tangerang : LK3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar