Selasa, 07 Juni 2016

Masalah Pribadi Sosial



BAB 1
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
       Dalam lembaga pendidikan formal tentu mengacu  pada adanya tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan peserta didikanya secara optimal dan mengubah perilaku peserta didik dari hal-hal yang negatif menjadi positif, setiap pihak atau personil disebuah sekolah hampir semuanya mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar dengan baik dan hasil dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku siswa. Permasalahan yang terjadi dikalangan siswa memang tidak didambakan, dibeberapa media baik itu cetak maupun elektronik kadang kita sering membaca dan mendengar adanya sebuah permasalahan yang terjadi dan pelakunya tidak lain adalah siswa. Memang kita sangat berharap hal-hal seperti itu tidak didambakan tapi entah bagaimana sehingga perkelahian, pengeroyokan serta penganiayaan sesama siswa itu kerap terjadi dan hal itu sudah merupakan hal yang sudah tidak lasim lagi dengan kita.
Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi di sekolah ini perlu antisipasi untuk mengurangi permasalahan yang terjadi di kalangan siswa karena jika tidak diantisipasi maka dalam dunia pendidikan itu hanya bisa dikategorikan oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang tidak mengfungsikan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan juga tidak profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Untuk itu diharapkan kepada para personil sekolah atau yang berwenagng dalam sekolah agar dapat mengatasi atau  memecahkan masalah-masalah yang dihadapi yang terjadi di sekolah dengan harapan agar para siswa juga bisa terbentuk kepribadiannya dengan baik.
Untuk itu penulis melaksanakan studi kasus ini dengan maksud untuk mencari penyebab perilaku yang menyimpang dan hal itu untuk membantu konseli atau siswa untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan perkelahian dan kenakalan remaja.
B.         Konfidensial
         Untuk melaksanakan suatu program layanan bimbingan dan konseling, maka setiap guru pembimbing atau  konselor harus memperhatikan dan menjalankan asas-asas yang ada dalam bimbingan konseling, itu merupakan kode etik yang harus diketahui dan berpegang teguh pada asas itu dan asas yang dimaksud yaitu asas kerahasiaan. Oleh sebab itu hasl dari laporan studi kasus ini yang mengenai semua data-data tentang siswa memang secara sengaja tidak dicantumkan dengan jelas data siswa tersebut. Hal ini  bermaksud untuk menjamin kerahasiaan masalah yang dialami oleh siswa yang bersangkutan.
        Informasi dan data-data mengenai konseli dalam proses pemberian bantuan juga dirahasiakan dan apabila dalam penyajiaan dari studi kasus ini terdapat kesamaan dengan identitas atau masalah dengan orang lain hal itu hanya secara kebetulan saja.

1.       Identifikasi Konseli
Nama                              :   SA
Jenis Kelamin                 :  Laki- Laki
Tempat Tanggal Lahir    :  Tideng pale, 2 September 1998
Alamat                           :  Jl. Amantawa Rr. 2
Umur                              :  15 Tahun
Agama                            :  Islam
Suku /bangsa                  :  Tidung/ Indonesia
2.      Lukisan  Tentang Konseli
a.       Keadaan Jasmani
Penglihatan               :  Normal
Pendengaran              :  Normal
Tinggi Badan             :  160 cm
Berat Badan               :  50 Kg
Bentuk Badan             :  Sedang
Warna Kulit               :  Putih pucat
b.      Penampilan
Ekspresi Wajah          :  Sangar
Pakaian                       :  Kurang Rapi
Suara                         :  Besar
c.       Keadaan Keluarga
Orangtua                               : Bercerai
Nama Ayah                           : IM
Nama Ibu                              : MN
Alamat Orang Tua                : Jl. Amantawa Rt. 2
Pekerjaan Ayah                     : Pedagang
Pekerjaan Ibu                        : Pedagang
Jumlah Saudara                      : Tidak ada
Sikap terhadap orang tua       : Kurang Baik
Tingkat sosial ekonomi           : Sedang
d.      Keadaan Disekolah
Sikap Terhadap Guru     :  Baik
Sikap Terhadap Teman  : Kurang baik
Prestasi                           : Kurang baik
3.      Gambaran Secara Menyeluruh Tentang Konseli
a.       Psycal Apperence ( penampilan Fisik )
       Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap si konseli ini ( SA ) ini, cara berbicaranya kurang sopan, cara berjalannya agak cepat dan agak membungkuk, serta penampilannya tidak karuan, perkembangan kesehatannya kurang baik Ia sering batuk-batuk, keadaan berat badan menurun. Dilihat dari segi fisik, si konseli ini termasuk tipe anak yang kasar.
b.      Personal Apperence ( penampilan pribadinya )
       Dilihat dari kesehariannya, sikonseli ini adalah anak yang sering atau suka mengganggu temannya serta sering memerintah temannya dan suka berkumpul dengan temannya dikantin dan merokok. Dalam pelajaran, konseli tersebut dapat dikatakan sebagai anak yang suka berdebat dikelasnya. Namun biasanya dalam mengikuti pelajaran, si konseli ini biasanya keluar masuk tanpa minta izin kepada gurunya. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari temannya, si SA ini sering membuat onar ( sering bertengkar dengan siswa yang lain ).
       Begitu pun hasil wawancara  ( interview ) terhadap salah satu teman dekatnya yang berinisial ZK  yang mengatakan bahwa si SA memnag sering membuat onar disekolahnya dan bahkan pernah berkelahi dengan siswa lain dan temannya juga mengatakan bahwa hal itu trejadi karena pengaruh lingkungannya yang sering bergaul dengan anak nakal yang ada didekat rumahnya.









BAB II
GEJALA DAN ALASAN MEMILIH KASUS
Sesuai dengan hasi pengamatan  melalui wawancara dapat diperoleh beberapa alasan sehingga konseli sering membuat onar disekolahnya dengan gejal sebagai berikut:
1.      Konseli dalam proses belajar mengajar sering ribut dan mengganggu temannya.
2.      Konseli kurang mampu menyesuaikan dirinya dengan teman maupun pelajaran.
3.      Sering berdebat dengan temannya sehingga berujung pada pertengkaran.
4.      Konseli sering bergaul dengan anak yang nakal.
5.      Kurang komunikasi dengan orang tua dirumah dan guru disekolah.
Berdasarkan dari gejala-gejala itu, maka penulis merasa tertarik untuk mengobservasi lebih lanjut mengenai kasus tersebut






BAB III
PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
A.        Pengumpulan Data
      Dalam rangka untuk memberikan bimbingan dengan baik pada konseli, maka diperlukan data yang relevan dengan masalah yang dialami konseli guna memenuhi keperluan untuk analisis data ini, untuk itu penulis mencoba menggunakan berbagai metode/ teknik agar dapat memperoleh gambaran yang lengkap dan menyeluruh mengenai tentang diri konseli melalui alat pengumpul data yaitu :
1.      Wawancara  ( interview )
2.      Observasi  Tingkah Laku Konseli
B.         Penyajian Data
1.      Wawancara ( interview )
a.       Wawancara Dengan Teman-Teman Sekelasnya
      Si SA dimata teman-temanya adalah anak yang nakal, suka membolos, merokok, ngelem, cuek, sering tersinggung, suka marah dan bahkan sering bertengkar karena adanya kesalah pahaman. Dan bahkan menurut teman temannya SA sangat sering membolos dimata pelajaran tertentu, seperti matematika dan bahasa inggris.
b.      Wawancara Dengan Konseli Yang Bersangkutan
       Si SA  mengatakan kalau dirinya sering bertengkar karena sering diejek dan dihina oleh temannya karna ia termasuk anak dalam kategori memiliki IQ dibawah rata-rata, bahkan ia sempat memutuskan untuk berhenti sekolah karna malu.
2.      Observasi  Tingkah Laku Konseli ( Didalam maupun diluar kelas )
      Observasi yang dimaksudkan disini mencakup semua gejala yang ditampilkan oleh konseli selama mengikuti pelajaran dalam kelas, observasi mencakup aspek sikap, perhatian pada saat pelajaran, berikut hasil observasi  yaitu :
a.       Sikap Pada Umumnya
Sikap SA adalah sering cerita saat guru menjelaskan, rebut dan mengganggu teman-temannya.
b.      Perhatian Terhadap Pelajaran dan Guru
Pada saat pelajaran berlangsung, SA biasanya merasa taut ditanya oleh guru, kalau guru menjelaskan ia kurang memperhatikannya dan kurang komunikasi dengan gurunya.
c.       Cara Merespon Guru
SA sering mendapat teguran pada saat dia rebut dan biasanya si SA ini biasanya tidak mengaku  bahwa dia yang rebut.
d.      Sikap Konseli Diluar Kelas
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan, si SA ini lebih banyak menghabiskan waktu luangnya bersama teman sejenisnya di kantin atau di hutan, dan kalaupun sudah pulang sekolah anak ini pun jarang diam di rumah. Dia sehari harinya sering menghabiskan waktu diluar rumah.
BAB IV
PROSEDUR PEMBERIAN BANTUAN
A.        Analisis
       Berdasarkan data yang telah terkumpul yang telah disajikan pada BAB II,  maka analisis data yang dilakukan berdasarkan data tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai kasus yang ditangani sekaligus untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari proses penanganan kasus siswa tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Wawancara  ( interview )
Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap konseli,  maka dapat disimpulkan bahwa:
a.        SA suka membuat onar, mengganggu temannya saat pelajaran berlangsung serta sering membolos, merokok dan ngelem.
b.      SA sering memukul temannya karena selalu diejek dan dihina karna dianggap bodoh.
B.         Sintesis
Adapun faktor pendukung  yaitu :
Dia tetap bertahan sekolah karna takut mengecewakan orang tuanya.
Adapun faktor penghambat yaitu :
          Konseli kurang komunikasi dengan orang tua dirumah dan guru disekolahnya.konseli merasa bebas dalam bergaul denagan anak yang nakal dilingkungannya sehingga ia menjadi anak yang nakal pula, serta tidak ada motivasi yang jelas untuk tetap bersekolah.
C.          Diagnosis
      Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapa menyimpulkan bahwa masalah yang dialami si SA ini yang disebabkan oleh faktor antara lain yaitu :
a.       Sering bergaul dengan anak yang nakal
b.      Kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya
c.       Sering diejek dan di hina oleh temannya
d.      Tidak ada niat untuk bersekolah
D.        Prognosis
       Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan yang akan diberikan kepada konseli dalam usaha untuk memecahkan masalahnya yaitu :
1.      Bantuan  konseling psikoanalisis dengan teknik asosiasi bebas
2.      Bimbingan sosial
3.      Pemberian informasi tentang cara bergaul dengan baik






BAB  V
PEMBERIAN BANTUAN DAN EVALUASI
A.        Pelaksanaan Pemberian Bantuan
      Dalam usaha pemberian bantuan tentu dilaksanakan dengan tidak begitu saja, oleh karena itu perlu adanya perencanaan meskipun dalam pelaksanaanya. Dan tidak semua bantuan yang diberikan dapat terlaksana dengan baik karena adanya kendala serta rintangan yang menghambat.
Adapun beberapa usaha bantuan yang dapat diberikan pada konseli yaitu :
1.      Bantuan Konseling dengan  teknik asosiasi bebas untuk membantu konseli membuka pikiran dan untuk menggali pengalaman-pengalaman masa lalu  yang tidak disadari oleh konseli. Tujuannya adalah untuk membimbing konseli dengan mencari penyebab perilakunya  serta membuka pikiran yang tidak disadari menjadi sadar akan penyebabnya.
Adapun cara pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
a.       Konselor menjelaskan proses dengan teknik asosiasi bebas
b.      Memberikan kata pancingan lebih dari satu yang sesuai dengan masalah  yang dihadapi oleh konseli
c.       Jika konseli sudah mengucapkan kata pancingan, maka konselor mencoba lagi memberikan kata pancingan dan jika konseli mengucapkan kata yang berulang kali maka konselor mencoba menanyakan tentang kata yang sering diucapkan.
d.      Konselor menawarkan diri untuk menyalurkan masalahnya itu misalanya jika tidak ada niat untuk sekolah maka siswa dapat diarahkan untuk belajar dengan gaya belajar yang cocok sehingga kegiatan belajar disekolah dapat menyenangkan dan menarik dan biasa memberikan perhatian lebih kepada konseli atau konseli dibirikan bantuan berupa penawaran tentang kesukaannya jika ia menyukai masalah otomotif maka dia akan ditawarkan untuk pindah sekolah sesuai jurusan kesukaannya
e.        Jika konseli setuju, maka konselor memulai melakukan bantuan dengan menunjukkan mencoba gaya belajar tersebut dan terus memberikan perhatian agar konseli sadar bahwa dia sangat diperdulikan oleh konselor atau memasukan konseli kesekolah yang memiliki jurusan tertentu.
f.       Memonitoring kegiatan konseli apakah mampu menyesuaikan diri dengan baik.
2.      Bimbingan Sosial
        Bimbingan sosial ini bertujuan untuk membantu konseli dalam mengatasi masalah- masalah yang berhubungan dengan aspek konseli, disamping konseli sebagai individu, masalah juga mempunyai aspek social yang perlu diperbaiki yaitu hubungannya dengan teman-temannya, hubungannya dengan gurunya, dan hubungannya dengan orang tua. Yang perlu diberikan dalam bimbingan social adalah dengan memberikan kesempatan pada konseli untuk berhubungan  atau bergaul dengan temannya kegiatan ini membantu konseli untuk dapat bergaul dengan baik dengan teman-temannya agar tidak terjadi lagi kesalahpahaman yang berujung pada perkelahian dan juga memiliki hubungan yang hrmonis dengan orangtuanya.
3.      Pemberian informasi
        tentang cara bergaul dengan baik dengan memberikan informasi tentang cara bergaul dan memilih lingkungan yang baik. Informasi ini berupa pepenjelasan mengenai cara memilih lingkungan yang sesuai dengan konseli misalnya lingkungan tempat tinggalnya kebanyakan anak yang nakal, perokok dan pengelem, maka diberikan penjelasan dan pengertian bahwa lingkungan pergaulan itu akan merusak diri konseli. Sehingga konseli  bisa memilih pergaulan yang baik.
B.         Evaluasi
       Setelah memberikan bantuan kepada konseli  baik berupa layanan konseling maupun pemberian layanan informasi, maka dapat disimpulkan segi keberhasilan pelaksanaan bantuan yang diberikan.
Dari segi keberhasilannya:
1.       Konseli menyadari akan perilaku yang telah dilakukan dan mengharapkan bantuan layanan konseling ini.
2.      Konseli cukup terbuka dalam mengemukakan masalah dan perilaku konseli
3.      Konseli menyadari kesalahan dan kelemahannya, dan ia ingin memperbaikinya terutama dalam lingkungan social di sekolahnya.













BAB VI
TINDAK LANJUT
         Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan Maka dalam kegiatan ini sangat diharapkan peranan dari pihak konselor dan orang tua siswa untuk memberikan perhatian yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada konseli. Untuk itu diharapkan masing-masing kepada:
1.      Guru pembimbing atau konselor di sekolah senantiasa memperhatikan perkembangan konselinya khususnya pada saat konseli berada di lingkungan sekolah, mengamati lebih lanjut, perkembangan kemajuan bukan hanya perhatian pada pelajaran tetapi juga pergaulan siswa yang bersangkutan.
2.      Guru pembimbing dan orang tua konseli membina hubungan kerja sama yang baik sehingga konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun sebaliknya. Konselor dapat memberikan informasi mengenai keadaan konseli di sekolah kepada orangtuanya agar dapat mengetahui kondisi anaknya pada saat berada di lingkungan sekolah.
3.      Diharapkan kepada orang tua agar lebih memantau anaknya serta senantiasa memberikan nasihat kepada anaknya dalam memilih teman dalam bergaul agar si anaknya ini tidak lagi sering bertengkar sehingga perlu adanya komunikasi yang baik antara orangtua dan anaknya.
4.      Konseli yang bersangkutan diharapkan agar dapat mengembangkan potensi yang di milikinya dan mampu bergaul dengan temannya, sehingga tidak terjadi lagi pertengkaran dan hendaknya bila mendapatkan masalah disarankan unutk berkonsultasi dengan konselor atau wali kelasnya



















BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
      A. esimpulan
         Berdasarkan hasil laporan studi kasus yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab siswa melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang tingkah laku konseli. Adapun prosedur pemberian bantuan yang diberikan kepada konseli yaitu:
1.      Bantuan  konseling dengan teknik asosiasi bebas
2.       Bimbingan sosial
3.       Pemberian informasi tentang cara pergaulan yang baik
      B.     Saran
      Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada guru pembimbing dan orang tua konseli yaitu:
1.      Kepada guru pembimbing yang ada di sekolah sebaiknya memperhatikan perkembangan siswa baik dari segi pergaulan dan tingkah laku sisawa saat berada dilingkungan sekolah.
2.      Kepada orang tua siswa seharusnya memperhatiakn pergaulan anaknya dirumah dan menasehati anaknya serta menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan anknya.


DAFTAR PUSTAKA
http://seputarbimbingandankonseling /2014/01/studi-kasus.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar